watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DENGAN SUAMI TETANGGA

“Nes, kamu bisa mijit, badanku pegel2 nih”, pinta
mas Bayu. “Bisa mas dikit2 tapi ya tidak seahli
tukang pijit beneran”, jawabku. “Emangnya ada
tukang pijit boongan”, goda mas Bayu sambil
mengajakku masuk kamarnya. Aku jadi
menebak2 mas Bayu pengen dipijit atau mijit aku
nih, tapi kuturuti ajakannya masuk kamarnya.
Mas Bayu berbaring telungkup di ranjang dan
aku mulai memijit kakinya, mulai dari telapak kaki
sampai ke paha. Otot kaki dan pahanya keras,
artinya mas Bayu cukup sering berolahraga.
“Mas suka olahraga ya, ototnya kenceng gini”,
kataku. “Iya Nes,
suka fitnes, mau ikutan?” tanyanya. “Boleh,
kapan mas Bayu fitnes, Ines ikutan ya”, jawabku.
Aku sengaja memijat bagian paha sebelah
dalam, sekalian untuk ngetes mas Bayu punya
udang dibalik bakwan gak. “ Aduh Nes enak tapi
geli,” katanya setiap kali kusentuh paha sebelah
dalam. Dia mengangkangkan pahanya dan
sesekali kusenggol selangkangannya, terasa ada
sesuatu yang keras didalamnya. Rupanya dia
udah mulai terangsang dan ngaceng. Pijatan
beralih ke pantat dan
punggungnya. Bagian ini masih tertutup celana
pendek dan kaosnya. “Mas enaknya kaosnya
dibuka deh supaya mijetnya bisa tuntas”, kataku
dan dia langsung melepas kaosnya dan kembali
telungkup. Punggungnya juga berotot. Pijatanku
mulai dari bagian bahu. Aku mengambil posisi
mengangkangi badannya. Setelah bahu dan
punggung, kini pijatanku mengarah ke
bongkahan pantatnya. Mulanya aku memijat dari
luar celananya, tapi gak bisa tuntas. “Mas,
celananya mengganggu nih”, kataku. “Dilepas aja
ya Nes”, jawabnya sambil langsung melepas
celana pendeknya. Sekelebat tampak k ontolnya
menonjol sekali dibalik cdnya, kelihatannya besar
dan
panjang dan sudah keras sekali. Dia kembali
menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir
bagian pantat dan pangkal paha. Jariku memijit
belahan pantatnya dan hampir menyentuh biji
pelernya. Mas Bayu sepertinya tidak perduli
dengan jamahanku,. Selesai dengan pantatnya,
aku minta dia telentang. Benar penglihatanku, k
ontolnya besar dan panjang sampai kepalanya
nongol dari bagian atas cdnya. “Ih mas Bayu,
ngaceng ya”, katm manja sambil menduduki k
ontolnya. Terasa sekali
k ontol itu mengganjal pantatku. Aku mulai lagi
dari bahu, untuk melemaskan bagian itu.
Perlahan-lahan lalu turun ke bawah kedadanya.
Dia hanya tersenyum saja memandangi
wajahku. “Kamu cantik sekali Nes”, katanya
merayu, sepertinya dia sudah tidak bisa
mengendalikan napsunya. Aku sengaja
menggeser2 pantatku di k ontolnya. Pentilnya
tampak mengeras, dan sesekali kupilin. Aku
minta dia menarik nafas ketika kupilin pentilnya
lalu pelan-pelan menghembuskannya. “Nes”,
lenguhnya. “Kenapa mas, sakit ya pijitan Ines”.
“Enggak sakit kok Nes, merinding semua
badanku”.
Setelah puas memlintir pentilnya aku mulai turun
ke perut. Perutnya kencang dan tidak berlemak,
kepala k ontolnya yang nongol dari atas cdnya
seakan mengundangku untuk meremasnya. Aku
juga terangsang melihatnya. Aku lalu menekan
bagian bawah perutnya untuk kosorong keatas.
Dari perut aku mulai menelusur bawah sampai
menyentuh kepala k ontolnya. Dia memejamkan
mata
sementara aku terus memijit lembut dipangkal
paha sampai keselangkangannya sambil sesekali
menyenggol k ontolnya dengan menggosokkan
punggung tangannya kek ontolnya. “Nes, kamu
udah sering ngeliat k ontol ya”, katanya to the
point. Aku kaget juga atas pertanyaannya.
“Belum mas, baru pertama kali ini, besar ya”,
kataku berbohong. “Kalau mau liat, turunin aja
cd ku”, katanya lagi. Perlahan jari kuselipkan di
karet cdnya dan menurunkan cdnya perlahan2
sampai lepas. Nongollah
k ontolnya yang berdiri tegak, besar dan panjang
dengan bulu rambut yang lebat bersambung
sampai kepusar dan dada. “Pegang” katanya
singkat dan akupun menuruti sambil mengusap
pelan-pelan. Tangannya mulai berkeliaran,
membuka baju kaosku, bra kemudian celana
pendek gombrangku. Tinggal CDku yang belum
kulepas. Aku dibaringkannya dan kemudian dia
melumat bibirku, dan terus menjilat sampai ke
toketku yang besar dengan pentil yang merah
coklat. Saat dia mengulum toketku, aku mulai
menggelinjang apalagi jarinya mulai menerobos
CDku dan dengan
lembut menggosok bibir n onokku. Aku bergetar
sambil berdengus pendek “Uh..uuh..uuhh..”.
CDku kemudian dilorotkan dan dibukanya
pahaku lebar-lebar. Dia tertegun melihat bibir n
onokku yang tipis memerah yang diselimuti
jembut yang lebat. “Nes, jembut kamu lebat
sekali ya. Pasti napsu kamu besar ya. Kamu
pernah nge ntot Nes”, tanyanya. Aku diem saja
karena sudah sangat terangsang akibat jilatannya
diselangkangku. “Mas”, aku mendesah ketika
lidahnya mulai
beroperasi ketengah-tengah n onoknya. Gerakan
refleksku menarik paha keatas dan posisi yang
kian membuka menambah leluasa lidahnya
bekerja lebih dalam ken onoknya. Cairan n
onokku mulai tumpah membuat dia tambah
ganas, dan mulai menyedot keras i tilku. Ujung
lidahnya bermain lincah, dalam, menelusuri
menggesek permukaan dalam n onokku
membuat aku tambah bergetar menahan
rangsangan kenikmatan. “Uh..uuhh..uuuhhh..”
eranganku tambah keras dan pahaku menjepit
keras kepalanya dengan kaki yang melingkar
kepunggungnya. Dia memutar tubuhnya
pelan sambil terus menyedot n onokku. Posisi
69, aku disuruhnya mengulum kepala k
ontolnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain
diantara belahan kepala k ontolnya. Kami
berpacu terus dengan posisi 69 sampai “maas…
uuuuhhhh..”, badanku menggelinjang hebat
sambil mengerang keras dengan suara tertahan
karena kepala k ontolnya masih terbenam dalam
mulutku. Aku dah nyampe dan kulepaskan k
ontolnya dari mulutku.
Mas Bayu masih telentang dengan k ontolnya
masih tegak karena belum tuntas. Dia
menyuruhku naik keatas perutnya. “Mas, Ines
belum pernah”, kataku berbohong lagi. “Ayo aku
ajarin”, jawabnya. Dia berbaring dengan bantal 3
susun dipunggung dan kepalanya sambil
menyuruh aku duduk diatas k ontolnya yang
sengaja diposisikan kearah pusar. Aku duduk
mengangkang dengan bibir n onok menempel
dik ontolnya, aku mulai menggerakan pantatnya
maju mundur perlahan. “Ah..nikmatnya Nes,
aku masukin ya..”gumamnya sambil menahan
kenikmatan karena goyangan pantatku. Beberapa
saat kurasa cairan n onokku mulai mengalir
membasahi k ontolnya, aku makin terangsang.
Gesekanku makin menggila membuat aku
tersentak-sentak saking nikmatnya. Dia mulai
meremas2 toketku yang montok. “Isap ..mas”
dan dia melengkungkan badannya berusaha
mengulum toketku. “Uuuhhh..uuuuhhh..,
terussss maas…”pintaku sambil bertambah cepat
menggesek n onokku kek ontolnya. Lebih dari 15
menit kemudian aku mengerang tersendat
kenikmatan. Dia tau aku akan nyampe lagi, “Ayo
putar badanmu” dan secepatnya aku berbalik
dengan n onokku menantang didepan mulutnya.
Dia menarik pantatku dan lagi-lagi disedotnya
bibir
n onokku sambil sesekali lidahnya dijulurkan
mengilik i tilku. k ontolnya Ttrbenam lebih dari
separuh dimulutku, kepalaku turun naik
mengocok k ontolnya dalam mulutku. Erangan
tertahan dan desahan kenikmatan mengiringi
puncak permainan. Tiba-tiba aku menekan
pantatku kuat-kuat kemulutnya sambil
mendesah panjang dengan k ontolnya
dimulutku …”Maas..ooohh”. Diapun demikian,
dikepitnya kepalaku dengan kakinya …dan …
creet..creet..creeettt… pejunya ngecret
semuanya
dimulutku. “Mas, belum dimasukin udah nikmat
gini ya, apalagi kalo dimasukin”, desahku. “Kamu
mau dimasukin Nes, udah pernah belon,
kayanya sih udah ya”, jawabnya. “Sama siapa
Nes, tapi itu gak penting deh, gak usah dijawab”,
katanya lagi. “Yang penting malem ini kita
berbagi kenikmatan ya”. “Mas Ines laper”. “Ya
udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan
malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni.
k ontolnya ngaceng lagi, kukocok2 k ontolnya
pelan2. “Mas k ontolnya besar banget sih”.
“Pernah ngerasain yang besar begini Nes”.
“Belum, yang kecil juga belum kok”. Sepertinya
dia tau bahwa aku kembali berbohong tapi dia
tidak menanyakan lebih lanjut. Selesai mandi,
aku memakai pakaianku kembali dan pulang dulu
kerumahku untuk ganti pakaian dulu. Aku
memakai kaos ellipsoidal merah dengan celana
gombrang khaki. Kemudian aku pergi
dengannya ke warung didepan komplex untuk
cari makan malam.
Selesai makan malam, kita kembali kerumahnya
lagi. Mas Bayu memutar blur biru. Dengan 2
bantal besar diatas karpet tebal kami berdua
duduk berdampingan sambil nonton film.
Permainan panas di blur itu membuat aku mulai
bergerak menempel kebadannya dan kemudian
rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku
dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak
dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa
bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif
memainkan pentilku.
“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu.
Aku mencium dan menjilati jari-jarinya.
Kemudian dia melepaskan tangannya dari
ciumanku dan kembali meremas toketku dari
balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara
bergantian. Aku makin menggeliat karena
napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik
menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku.
Segera dia mengilik2 puserku sampai aku
menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya
segera menyusup ke bawah dan menemukan
karet celana gombrongku. Tangannya berusaha
merayap terus ke bawah menyelip kedalam
cdku sampai
menyentuh jembutku. Jangkauannya kini
maksimal, padahal ambition belum tercapai. Aku
menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya
bisa mencapai belahan n onoknya. n onokku
sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan
mudah menyusup ke dalam dan menemukan i
tilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan
jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama
sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang.
“Mas, lepasin pakean Ines, mas, semuanya”,
pintaku. Segera dia mengangkat
kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas
untuk mempermudah dia membuka kaosku.
Kemudian dia menarik celana gombrangku
bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk
mempermudah dia melepasnya. Setelah aku
berbugil ria, segera diapun melepas semua yang
menempel dibadannya. k ontol besarnya sudah
tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2
bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk
mengulum kepala k ontolnya. Hanya sebentar
karena dia menyuruhku menduduki k ontolnya
yang lagi-lagi melipat kearah pusar dengan posisi
membelakangidia. Aku mulai bergerak pelan
memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan
n onokku ke k ontolnya. Tangannya dari
belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.
Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak
henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan
dan sentakanku makin cepat dan keras sampai
suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang
dan k ontolnya lepas dari jepitan bibir n onokku.
k ontolnya yang agak terangkat sudah
berhadapan dengan bibir
n onokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala
dan separuh k ontolnya yang tegang keras itu
amblas kedalam n onokku. “Maas”, seruku.
“Kenapa Nes, sakit”, tanyanya. Aku hanya
menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi
nikmat banget. Sesek rasanya n onokku
kemasukan k ontolnya yang besar banget itu. n
onokku berdenyut mencengkeram k ontolnya,
giliran dia yang mendesis, “Nes, nikmat banget n
onokmu, bisa ngemut k ontolku”. Dia
membalikkan badanku dan sehingga aku
terlentang diatas karpet. Dia menundukkan
mukanya dan mengulum bibirku sambil
menggeser badannya keatas. Dengan pelan
ditusukkannya k ontolnya ken onokku.
Diteruskannya dorongannya dan kepala k
ontolnya mulai memaksa menerobos masuk
keliang n onokku. “Ouuhh..” kembali aku
melenguh. Dikocoknya k ontolnya pelan
sehingga kian dalam memasuki n onokku. Pelan
tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh n
onokku penuh terisi k ontolnya. n onokku yang
sudah basah itu masih terasa sempit buatnya,
“Nes, sudah basah gini masih sempit aja n
onokmu,


Adult | GO HOME | Exit
1/1967
U-ON

inc Powered by Xtgem.com